Sosiologi Antropologi

Banner 468 x 60px

Selasa, 28 Mei 2019

Materi dan Media Pelaku Kegiatan Evaluasi Pemberdayaan

0 komentar

Pelaku Kegiatan Evaluasi Pemberdayaan 



(Dari modul sosiologi peminatan kelas XII, Karya Purwasih, Joan Hesti, dkk 2015)
Pelaksanaan kegiatan evaluasi pemberdayaan dapat dilakukan secara mandiri oleh komunitas terkait. Akan tetapi, evaluasi juga dapat dilakukan oleh lembaga eksternal yang memiliki kewenangan maupun ditunjuk melalui kerja sama.
Agar berjalan efektif, pelaku kegiatan pemantauan pemberdayaan komunitas perlu melaksanakan kegiatan berikut.
a.       Mempermudah akses informasi melalui berbagai media komunikasi setempat, misalnya melalui papan pengumuman desa ataupun surat edaran.
b.      Melakukan sosialisasi dan ajakan kepada anggota masyarakat turut serta berkontribusi dalam upaya pemberdayaan.
c.       Melakukan pelaporan terkait pengelolaan program dan anggaran pemberdayaan melalui rapat terbuka.
d.      Menampung aspirasi dan keluhan anggota/komunitas/masyarakat terkait pelaksanaan program pengembangan yang dilakukan.
e.       Melakukan kunjungan lintas komunitas untuk saling belajar dan bertukar pikiran demi memajukan keberlangsungan pemberdayaan komunitas.
Adapun pelaku kegiatan evaluasi pemberdayaan secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.      Masyarakat setempat
Pada umumnya pemberdayaan komunitas tidak hanya di lakukan untuk memajukan kesejahteraan intern anggota, tetapi mencakup masyarakat sekitar. Oleh karena itu, peran serta masyarakat dalam kegiatan evaluasi pemberdayaan menunjukkan kepedulian masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan bersama. Komunitas pemberdayaan dapat bekerja sama dengan tokoh masyarakat atau organisasi kemasyarakatan sekitar.
Sebagai contoh, komunitas dapat bekerja sama dengan pemangku adat, tokoh agama, ketua RT, ketua RW, pengurus PKK, karang taruna ataupun tokoh pendidik.

2.      Pemerintah
Pada umumnya kegiatan pemberdayaan diselenggarakan oleh pemerintah. Pemerintah memiliki tanggung jawab memfasilitasi dan memberikan daya kepada masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam proses tersebut, pemerintah melakukan kegiatan evaluasi untuk memastikan program-program pemberdayaan dapat berjalan dengan baik.
Pada umumnya kegiatan evaluasi pemberdayaan yang dilakukan pemerintah bersifat formal dan procedural sebagai bagian dari laporan ketercapaian program. Evaluasi atau pemantauan tersebut dikenal juga dengan istilah supervise. Pemantauan oleh pemerintah dapat dilakukan dari tingkat nasional, daerah, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan. Pemantauan dapat dilakukan sendiri oleh pejabat pemerintah ataupun bekerja sama dengan pihak terkait, seperti LSM, konsultan dan lembaga donor.

3.      Fasilitator dan konsultan
Fasilitator dan konsultan pada umumnya merupakan ahli yang dianggap kompeten dalam bidangnya. Fasilitaor dan konsultan pemberdayaan masyarakat antara lain terdiri atas pengemban proyek pengembangan, kelompok mahasiswa/pelajar, ataupun ilmuwan yang bekerja sama dengan pemerintah masyarakat setempat. Fasilitator dan konsultan bertanggung jawab melakukan tinjauan program pengembangan secara berkala. Selain itu, fasilitator dan konsultan wajib melaporkan perkembangan kegiatan pengembangan melalui pengamatan langsung di lapangan.

4.      Lembaga swadaya masyarakat
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Governmental Organization (NGO) merupakan lembaga non pemerintah yang bersifat independen. LSM melakukan kegiatan tidak untuk memperoleh keuntungan. Oleh karena itu, LSM berperan melakukan evaluasi/pemantauan tanpa mengedepankan kepentingan pihak-pihak tertentu. LSM pada umumnya mengedepankan kepentingan kelompok marginal, warga miskin, dan kelompok masyarakat tertentu.

Evaluasi pemberdayaan dilakukan untuk menjaga keberlangsungan kegiatan pemberdayaan. Usaha tersebut tidak dapat terlaksana tanpa peran serta masyarakat dan pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, partisipasi dan kepedulian dari berbagai lapisan masyarakat sangat dibutuhkan.





Daftar pustaka
-          Purwasih, Joan Hesti, dkk 2015. Sosiologi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Klaten : Intan Pariwara


        Media yang digunakan dalam materi ini adalah Blogspot
Read more...

Materi dan Media Konsep-­Konsep Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas

0 komentar

Konsep-­Konsep Pemantauan dan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas



            Evaluasi Pemberdayaan Komunitas Kata “evaluasi” dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari “penilaian”, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai suatu objek, keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati (Hornby dan Parnwell, 1972). Pokok­-pokok pengertian tentang evaluasi :
  1. Evaluasi adalah kegiatan pengamatan dan analisis terhadap suatu keadaan, peristiwa, gejala alam, atau sesuatu objek
  2. Membandingkan segala sesuatu yang kita amati dengan pengalaman atau pengetahuan yang telah kita ketahui dan atau miliki
  3. Melakukan penilaian, atas segala sesuatu yang diamati, berdasarkan hasil perbandingan atau pengukuran yang dilakukan
Kegiatan evaluasi selalu mencakup kegiatan berikut.
  1. Observasi (pengamatan)
  2. Membanding­bandingkan antara hasil pengamatan dengan pedoman yang ada atau telah ditetapkan lebih dahulu
  3. Pengambilan keputusan atau penilaian atas objek yang diamati
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana dan sistematis yang meliputi hal-­hal berikut :
  1. Pengamatan untuk pengumpulan data atau fakta
  2. Penggunaan “pedoman” yang telah ditetapkan
  3. Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman­pedoman yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
  4. Penilaian dan pengambilan keputusan
            Evaluasi harus “objektif”, dalam arti harus dilakukan berdasarkan data atau fakta, bukan berdasarkan praduga atau intuisi seseorang. Evaluasi juga harus menggunakan pedoman-­pedoman tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Ragam Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas
  1. Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan terhadap program atau kegiatan yang telah dirumuskan, sebelum program atau kegiatan itu sendiri dilaksanakan. Sedangkan evaluasi sumatif merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan setelah program selesai dilaksanakan.
  1. On­Going Evaluation dan Ex­Post Evaluation
On­going evaluation adalah evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan itu masih/sedang dilaksanakan, yang dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan pelaksanaan kegiatan dibanding program atau rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan ex­post evaluation sebenarnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan pada saat program atau kegiatan yang direncanakan telah selesai dikerjakan.
  1. Evaluasi Intern dan Evaluasi Ekstern
Ditinjau dari pelaksana kegiatan evaluasi, kegiatan evaluasi dibedakan antara evaluasi intern dan evaluasi ekstern. Pada evaluasi intern, pengambilan inisiatif diadakannya evaluasi maupun pelaksanaan kegiatan evaluasi adalah orang­orang atau aparat yang terlibat langsung dengan program yang bersangkutan. Sementara itu, evaluasi ekstern adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pihak luar (di luar organisasi pemilik/pelaksana program) meskipun inisiatif dilakukanya evaluasi dapat muncul dari kalangan orang luar, atau justru diminta oleh organisasi pemilik/pelaksana program yang bersangkutan.
  1. Evaluasi Teknis dan Evaluasi Ekonomi
Dilihat dari aspek kegiatan yang dievaluasi, dikenal adanya evaluasi teknis (fisik). Evaluasi teknis (fisik) adalah kegiatan evaluasi yang penerima manfaat dan ukurannya menggunakan ukuran­ukuran teknis (fisik). Sementara itu, evaluasi ekonomi atau keuangan, penerima manfaatnya adalah pengelolaan keuangan dan penerima ini menggunakan ukuran­-ukuran ekonomi.
  1. Evaluasi Program, Pemantauan Program, dan Evaluasi Dampak Program
Evaluasi Program, adalam evaluasi yang dilakukan untuk mengkaji kembali draft/usulan program yang sudah dirumuskan sebelum program itu dilaksanakan. Pemantauan Program, diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data dan fakta) dan pengambilan keputusan­keputusan yang terjadi selama proses pelaksanaan program. Evaluasi Dampak Program, sebagian besar kegiatan evaluasi umumnya diarahkan untuk mengevaluasi tujuan program atau dampak kegiatan yang telah dihasilkan oleh pelaksanaan program yang telah direncanakan.
  1. Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil
Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses kegiatan yang telah dilaksanakan itu sesuai (dalam arti kuantitatif ataupun kualitatif) dengan proses kegiatan yang seharusnya dilaksanakan sesuai yang dirumuskan dalam programnya. Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi tentang seberapa jauh tujuan­tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai, baik dalam pengertian kuantitatif maupun kualitatif. Tujuan Evaluasi dan Aksi Pemberdayaan Komunitas Pada dasarnya tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatan­kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang telah ditetapkan. Kegunaan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas:
Kegunaan operasional
1.      Dengan evaluasi kita dapat mengetahui cara yang tepat untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan sekaligus dapat mengidentifikasi faktor­faktor kritis (critical factors) yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan (pemberdayaan) yang dilakukan.
2.      Melalui evaluasi, dapat kita lakukan perubahan­perubahan, modifikasi dan supervise terhadap kegiatan yang dilaksanakan
3.      Melalui evaluasi akan dapat dikembangkan tujuan­tujuan serta analisis informasi yang bermanfaat bagi pelaporan kegiatan
Kegunaan analitis bagi pengembangan program
1.      Untuk mengembangkan dan mempertajam tujuan program dan perumusannya
2.      Untuk menguji asumsi­asumsi yang digunakan, dan untuk lebih menegaskannya lagi secara eksplisit
3.      Untuk membantu dalam mengkaji ulang proses kegiatan demi tercapainya tujuan akhir yang dikehendaki
Kegunaan kebijakan
1.      Berlandaskan hasil evaluasi dapat dirumuskan kembali, strategi pembangunan, pendekatan yang digunakan, serta asumsi­asumsi dan hipotesis­hipotesis yang akan diuji
2.      Untuk menggali dan meningkatkan kemampuan pengetahuan tentang hubungan antarkegiatan pembangunan, yang sangat bermanfaat bagi peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan di masa­masa mendatang 5. Landasan Evaluasi Pemberdayaan Komunitas :
a)      Evaluasi dilandasi oleh keinginan untuk mengetahui sesuatu
b)      Menjungjung tinggi nilai­nilai kebenaran
c)      Objektif
Prinsip­-Prinsip Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas
  1. Kegiatan evaluasi harus merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan perencanaan program artinya tujuan evaluasi harus selaras dengan tujuan yang ingin dicapai yang telah dinyatakan dalam perencanaan programnya.
  2. Setiap evaluasi harus memenuhi persyaratan berikut
a.              Objektif
b.              Menggunakan pedoman tertentu yang telah dibakukan (standarized)
c.              Menggunakan metode pengumpulan data yang tepat dan teliti
d.              Menggunakan alat ukur yang tepat (valid, sahih) dan dapat dipercaya (teliti, reliable)
  1. Setiap evaluasi harus menggunakan alat ukur yang berbeda untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
  2. Evaluasi harus dinyatakan dalam bentuk data kuantitatif dan uraian kualitatif
  3. Evaluasi harus efektif dan efisien
Kualifikasi Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas Untuk memperoleh hasil evaluasi yang baik, setiap evaluasi harus dilaksanakan agar memenuhi persyaratan berikut ini.
  1. Memiliki tujuan jelas dan spesifik
  2. Menggunakan instrumen yang tepat dan teliti
  3. Memberikan gambaran jelas tentang perubahan perilaku penerima manfaat
  4. Evaluasi harus praktis
  5. Objektif
Pendekatan dalam Pelaksanaan Evaluasi Aksi Pemberdayaan Komunitas
  1. Pendekatan Kebutuhan, artinya harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat penerima manfaat
  2. Pendekatan Informan Kunci (Key Informan), pengumpulan data dibatasi pada informan kunci yang biasanya terdiri dari tokoh­tokoh masyarakat setempat yang menguasai tentang kebutuhan dan hal­hal yang dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat
a.       Pendekatan Forum Masyarakat
b.      Pendekatan Indikator, dengan membatasi pada sejumlah indikator­indikator yang strategis
c.       Survei dan Sensus
  1. Pendekatan Sistem dalam Evaluasi Pemberdayaan Komunitas Mengacu pada pengertian tentang pemberdayaan dan analisis tentang pendidikan sebagai suatu sistem, kegiatan pemberdayaan dapat dipandang sebagai suatu sistem pendidikan, yang terdiri atas,
    1. Raw input atau bahan baku yang berupa penerima manfaat didik atau masyarakat yang menjadi penerima manfaat pemberdayaan
    2. Instrumen input, atau perlengkapan yang berupa: fasilitator, materi pemberdayaan, metode pemberdayaan, dan keadaan kegiatan pemberdayaan
    3. Environment input, atau lingkungan (sosial, ekonomi, budaya) asal masyarakat yang menjadi penerima manfaat pemberdayaan
    4. Proses pemberdayaan itu sendiri
    5. Output atau hasil pemberdayaan yang berupa hasil langsung (perubahan perilaku) dan hasil akhir (peningkatan produktivitas, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat penerima manfaat)
  2. Oleh karenanya diperlukan adanya evaluasi yang diarahkan untuk mengevaluasi keseluruhan unsur (sub sistem) dari sistem pemberdayaan itu,
    1. Evaluasi kebijaksanaan (tujuan) program
    2. Evaluasi proses (belajar­mengajar) yang diprogramkan
    3. Evaluasi logistik yang diperlukan
    4. Evaluasi sistem pengawasan
  3. Pendekatan dalam Pelaksanaan Pemantauan Aksi Pemberdayaan Komunitas
  4. Beberapa pendekatan yang dapat diterapkan untuk melaksanakan pemantauan, yaitu
    1. Penggunaan catatan­catatan atau rekaman data, yaitu kegiatan pemantauan yang dilakukan dengan membandingkan catatan jadwal kegiatan (termasuk targettargetnya), dengan informasi yang dapat dikumpulkan selama pelaksanaan program.
    2. Survei terhadap peserta program atau penerima manfaat dan pemangku kepentingan yang lain.
    3. Survei terhadap seluruh warga masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam program pemberdayaan.
  5. Pendekatan dalam Evaluasi Dampak Program Aksi Pemberdayaan Komunitas Pelaksanaan evaluasi terhadap dampak program bertujuan untuk menilai seberapa jauh tingkat efektivitas program dan dampaknya terhadap masyarakat penerima manfaat, baik yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program maupun tidak. Ada beberapa pendekatan dalam evaluasi dampak program aksi pemberdayaan komunitas, yaitu:
    1. Pendekatan Eksperimental, dengan merancang kegiatan evaluasi sebagai suatu riset eksperimental
    2. Pendekatan yang Berorientasi pada Tujuan (Goal Orientation Approach), dilakukan dalam evaluasi keberhasilan atau ketercapaian tujuan kegiatan, yang memfokuskan kepada indikator­indikator ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.
    3. Pendekatan yang Berfokus pada Keputusan (The Decision Focused Approach), ditujukan untuk pengelola program, bagi pengambilan keputusan­keputusan yang terkait dengan keberlanjutan program (perbaikan, pengembangan penghentian, dan lain­lain)
    4. Pendekatan yang Berorientasi pada Pemakai (The User Focused Approach), mengutamakan pada penilaian tentang seberapa jauh tingkat korbanan dan atau kemanfaatan program bagi penerima manfaat, baik dilihat yang terkait dengan proses, hasil, maupun dampak kegiatannya
    5. Pendekatan yang Responsive (The Responsive Approach), sangat unik, karena evaluator harus mendengar informasi dari semua pemangku kepentingan untuk kemudian melakukan analisis dan sintesis melalui beragam sudut pandang yang dilatarbelakangi beragam kepentingan
    6. Pendekatan yang Bebas Tujuan (Goal Free Approach), pendekatan ini memberikan kebebasan untuk merumuskan tujuan dan metode evaluasinya.


Media yang digunakan dalam materi ini adalah Blogspot






Read more...