Modernitas
A.
Ciri Kepribadian
Manusia Modern Menurut Soerjono Soekanto, (1982)
- Manusia modern memiliki kepekaan terhadap masalah yang terjadi di sekitarnya dan mempunyai kesadaran bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dirinya.
- Manusia modern selalu siap untuk menerima perubahan setelah ia menilai kekurangan yang dihadapinya saat itu.
- Manusia modern senantiasa harus menyadari potensi yang ada pada dirinya dan yakin bahwa potensi tersebut akan dapat dikembangkan.
- Manusia modern adalah manusia yang peka perencanaan.
- Manusia modern tidak pasrah pada nasib.
- Manusia modern selalu mempunyai informasi yang lengkap mengenai pendiriannya.
- Manusia modern cenderung berorientasi ke masa kini dan masa mendatang (yang merupakan suatu ‘sequence‘).
- Manusia modern menyadari dan menghormati hak dan kewajiban serta kehormatan pihak lain.
- Manusia modern adalah orang yang bersikap terbuka terhadap pengalaman maupun penemuan baru. Tidak ada sikap apriori (prasangka).
- Manusia modern percaya pada keampuhan IPTEK, di dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia.
Ciri Kepribadian Manusia Modern Menurut Selo Soemardjan (1983)
- Ekonomi hampir semuanya merupakan ekonomi pasaran yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembaharuan lain.
- Masyarakat dalam berbagai macam profesi dan keahlian masing-masing bisa dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan.
- Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dalam suasana saling mempengaruhi, kecuali mungkin dalam menjaga rahasia penemuan baru.
- Tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata.
- Hukum yang berlaku pada pokoknya hukum tertulis sangat kompleks.
- Hubungan antara manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
- Kepercayaan kuat pada manfaat IPTEK sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ciri Kepribadian Manusia Modern Menurut Alex Inkeles dan Afan Gaffar
(1995)
- Bersedia menerima pengalaman baru.
- Mampu menyatakan pendapat dan membentuk opini mengenai persoalan apa saja yang ada dalam masyarakat.
- Berorientasi ke masa kini dan masa depan bukan masa lampau.
- Selalu berorientasi pada perencanaan.
- Memiliki keyakinan untuk bekerja.
- Percaya bahwa segala hal dan keadaan harus bisa diperhitungkan.
- Percaya ada harga diri dan keagungan harkat hidup dan kegunaan manusia.
- Percaya pada IPTEK.
- Percaya kepada keadilan dalam masyarakat.
B.
Tahap – tahap Revolusi Industri (Menurut A.T. Kearney) mengungkap sejarah revolusi
industri sampai akhirnya menyentuh generasi ke-4 ini. Berikut ini empat tahap
evolusi industri dari dahulu hingga kini.
1. Akhir abad ke-18
Revolusi industri yang pertama terjadi pada akhir abad
ke-18. Ditandai dengan ditemukannya alat tenun mekanis pertama pada 1784. Kala
itu, industri diperkenalkan dengan fasilitas produksi mekanis menggunakan
tenaga air dan uap. Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia
dan hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut. Banyak orang menganggur
tapi produksi diyakini berlipat ganda.
2. Awal abad ke-20
Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Kala itu
ada pengenalan produksi massal berdasarkan pembagian kerja. Lini produksi
pertama melibatkan rumah potong hewan di Cincinati pada 1870.
3. Awal tahun 1970
Pada awal tahun 1970 ditengarai sebagai perdana kemunculan
revolusi industri 3.0. Dimulai dengan penggunaan elektronik dan teknologi informasi
guna otomatisasi produksi. Debut revolusi industri generasi ketiga ditandai
dengan kemunculan pengontrol logika terprogram pertama (PLC), yakni modem
084-969. Sistem otomatisasi berbasis komputer ini membuat mesin industri tidak
lagi dikendalikan manusia. Dampaknya memang biaya produksi menjadi lebih murah.
4. Saat ini
Nah, sekaranglah zaman revolusi industri 4.0 yang ditandai
dengan sistem cyber-physical. Saat ini industri mulai menyentuh dunia virtual,
berbentuk konektivitas manusia, mesin dan data, semua sudah ada di mana-mana.
Istilah ini dikenal dengan nama internet of things. Rupanya Presien Joko Widodo
cukup jeli melihat peluang ini dan dianggap bisa menyumbang penciptaan lapangan
kerja lebih banyak serta investasi baru yang berbasis teknologi. Sehingga
dibentuklah roadmap dengan nama Making Indonesia 4.0.
Revolusi Industri Pertama
Revolusi industri dimulai di
pertengahan abad ke 18 tepatnya di tahun 1750 –1850. Saat itu mulai terjadi
revolusi besar-besaran di berbagai bidang seperti pertanian, manufaktur,
pertambangan, dan transportasi.
Munculnya
mesin seakan menggantikan peran manusia atau hewan seutuhnya yang masih
terbatas. Walaupun pada awalnya sedikit ditentang oleh kasta pekerja, namun
mereka lebih terbantu dalam efisiensi jumlah beban pekerjaan.
Revolusi Industri Kedua
Setelah dirasa bidang-bidang tersebut berjalan
dengan optimal, segala industri semakin berkembang dengan pesat. Ini mendorong
proses energi yang menunjang setiap mesin berjalan dengan semestinya.
Permasalahan
listrik, gas, air dan telegraf jadi awal setelah industri tahap pertama.
Revolusi model ini lahir setelahnya yaitu di awal abad 20 yaitu rentang tahun
1850 – 1940. Saat itu listrik mulai ditemukan, perkembangan pipa gas, air dan
alat komunikasi.
Revolusi Industri Ketiga
Pasca perang kedua terjadi revolusi industri
lanjutan yang sering disebut revolusi teknologi. Manusia mulai sadar muncul era
baru setelah mesin yakni era teknologi. Semua itu dimuai dengan ditemukannya
ponsel genggam, mesin kontrol, dan tentu saja komputer. Tanda itu semakin jelas
memudahkan pekerjaan manusia yang bersinggungan dengan data. Bila dahulunya
manusia harus menulis di mesin ketik, kini bisa menulis di komputer. Atau bila
dahulu manusia harus ke telepon umum untuk menelepon, kini cukup dari ponsel
pribadinya. Kemunculannya mulai lahir di akhir abad 20, saat ini era tersebut
terjadi perubahan besar yang mengarahkan manusia ke arah digital.
Revolusi Industri Keempat
Saat ini kita hidup di era industri keempat,
itu semua diawali dari revolusi internet yang bukan hanya sebagai mesin
pencari, namun lebih dari itu semua bisa terhubung dengan cerdas. Mulai dari
penyimpanan awan (cloud), perangkat yang terhubung dengan cerdas, sistem fisik
fiber, dan robotik.
C. Pendapat Ahli Tentang Revolusi Industri 4.0
Ada beberapa pendapat para ahli tentang
revolusi industri 4.0, yang pertama menurut Jobs Lost, Jobs Gained: Workforce Transitions
in a Time of Automation, yang dirilis McKinsey
Global Institute (Desember 2017), pada 2030 sebanyak 400
juta sampai 800 juta orang harus mencari pekerjaan baru, karena digantikan
mesin.
Pendapat
yang kedua, menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang P.S.
Brodjonegoro, mempunyai pendapat yang sama dengan McKinsey & Co.
Menurutnya, memasuki revolusi industri 4.0 Indonesia akan kehilangan 50 juta peluang
kerja.
Pendapat
yang ketiga, menurut menteri Perindustrian Airlangga Hartarto,
sebaliknya. Revolusi industri 4.0 justru memberi kesempatan bagi Indonesia
untuk berinovasi. Revolusi yang fokus pada pengembangan ekonomi digital dinilai
menguntungkan bagi Indonesia. Pengembangan ekonomi digital adalah pasar
dan bakat, dan Indonesia memiliki keduanya. Ia tidak sependapat bahwa revolusi
industri 4.0 akan mengurangi tenaga kerja, sebaliknya malah meningkatkan efisiensi.
Ø Pengertian Revolusi Industri
1. Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Zimmerman
Menurut Zimmerman (2018) bahwa Era RI 4.0 dan selanjutnya akan
melibatkan pekerjaan pada kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika,
internet of things, pembelajaran sepanjang hayat sebanyak 75%.
2. Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Prof Dwikorita Karnawati
Berdasarkan pendapat Prof Dwikorita Karnawati (2017) bahwa revolusi
industri 4.0 dalam 5 tahun akan mendatang akan menyebabkan dampak dimana 35%
jenis pekerjaan terhapus. Sedangkan 10 tahun akan datang terdapat 75 persen
yang terhapus.
3. Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Prof Klaus Schwab
Menurut Ekonom asal Jerman sebagai Ketua Eksekutif World Economic
Forum (WEF), Prof Klaus Schwab (2017) yang memperkenalkan konsep Revolusi
Industri 4.0 bahwa revolusi industri 4.0 mengubah hidup dan kerja manusia
secara fundamental.
4. Pengertian Revolusi Industri 4.0 Menurut Presiden Joko Widodo
Menurut Presiden Joko Widodo ke 7 bahwa revolusi industri 4.0
telah mendorong inovasi-inovasi teknologi yang memberikan dampak disrupsi atau
perubahan fundamental terhadap kehidupan masyarakat.
Ø Sejarah: Awal Munculnya Revolusi Industri 4.0
Dalam sejarah awal munculnya Istilah Industri 4.0 berasal dari
proyek dalam strategi teknologi canggih yang dimunculkan oleh pemerintah jerman
yang lebih menekankan pada komputerisasi pabrik. Hingga pada tahun 2011,
Istilah industri 4.0 kemudian diangkat kembali pada acara Honnover Fair. Kelanjutan dari
hal ini, pada oktober 2012 dalam Working Group On Industri 4.0 menjelaskan
bahwa rekomendasi pelaksanaan industri 4.0 kepada pemerintah federal
Jerman. Dalam kelompok kerja industri 4.0 yang kemudian dalam anggota
tersebut sebagai bapak pendiri dan perintis Industri 4.0. Dari oktober 2012,
barulah hasil akhir Working Group Industri 4.0 memaparkan pada tahun 8 April
2013 dalam acara Honnover Fair.
Ø Prinsip Rancangan Revolusi Industri 4.0
Dalam hadirnya revolusi Industri 4.0 terdapat suatu rancangan yang
membantu setiap perusahaan dalam mengindentifikasi dan mengimplementasikan
skenario-skenario yang akan dijalankan pada Industri 4.0. Adapun jenis-jenis
prinsip dari revolusi industri 4.0 adalah:
1. Interoperabilitas
Yang dimaksud dengan prinsip
Revolusi Industri 4.0 ini adalah bahwa Kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan
manusia untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain lewat
Internet untuk segala (IoT) atau Internet untuk khalayak (IoP). IoT akan mengotomatisasikan
proses ini secara besar-besaran.
2. Transparansi Informasi
Arti dari Transparansi informasi
didefinisikan dalam revolusi industri 4.0 adalah kemampuan sistem informasi
yang berfungsi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual.
Hal itu dilakukan dengan cara memperkaya model pabrik digital
dengan data sensor. Tentu saja dengan membutuhkan pengumpulan data sensor
mentah agar menghasilkan informasi konteks bernilai tinggi.
3. Bantuan Teknis
Maksud dari
bantuan teknis adalah kemampuan sistem bantuan yang berfungsi dalam membantu
manusia mengumpulkan dan membuat visualisasi informasi secara menyeluruh
sehingga dapat membuat keputusan bijak dan menyelesaikan masalah genting yang
mendadak.
Selain itu, kemampuan sistem siber-fisik bertujuan untuk membantu
manusia secara fisik dengan menjalankan serangkaian tugas yang tidak
menyenangkan, terlalu berat, atau tidak aman bagi manusia.
4. Keputusan Mandiri
Pengertian dari Keputusan mandiri
adalah suatu kemampuan sistem siber-fisik yang berfungsi untuk membuat
keputusan sendiri dan melakukan tugas semandiri mungkin yang ditujukan agar
tidak terjadi pengecualian, gangguan, atau ada tujuan yang berseberangan, tugas
didelegasikan ke atasan.
Salah satu contohnya Revolusi Industri 4.0 di Indonesia dan
Dampaknya adalah pertarungan antara taksi konvensional versus taksi online atau
ojek pangkalan vs ojek online. Publik tidak pernah menduga sebelumnya bahwa
ojek atau taksi yang populer dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan
mobilitas manusia yang berhasil ditingkatkan kemanfatanya dengan sistem
aplikasi berbasis internet. Dampak yang ditimbulkan Revolusi Industri 4.0 adalah publik
lebih mudah untuk mendapatkan layanan transportasi dan bahkan dengan harga yang
sangat terjangkau. Masyarakat di era revolusi Industri 4.0 mempunyai
ketergantungan begitu besar terhadap penggunaan teknologi informasi. Hal itu diketahui berdasarkan survei pada tahun 2014 yang dilakukan
oleh Nokia.
Contohnya dampak revolusi industri 4.0 adalah temuan Nokia bahwa
terdapat temuan yang mengejutkan bahw tingkat ketergantungan manusia terhadap
teknologi. Bahkan di Inggris dalam 1.500 Responden menghabiskan waktunya engan
menjalankan media sosial dalam 62 juta jam perhari. Akan tetapi,
perlu diketahui bahwa dalam Revolusi Industri 4.0 tidak hanya memberikan
peluang besar. Bahkan disisi lain Revolusi Industri 4.0 juga memberikan
tantangan bagi generasi milenial. Dampak Revolusi Industri 4.0 seperti kompetensi semakin tinggi,
pengangguran, dan kompetisi manusia vs mesin. Revolusi Industri 4.0 dimana
terjadinya revolusi digital disebabkan adnaya proliferasi komputer dan
otomatisasi dalam pencatatan semuan bidang industri 4.0.
Salah satu karakteristik menurut Tjandrawinata (2016) adalah
revolusi industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial
intelegence dengan penggunaan robot yang lebih murah, efisien dan efektif.
Dampak dari Revolusi Industri 4.0 dalam Bidang Kesehatan dan
Kedokteran adalah pada pencarian obat yang kini telah terkomputerisasi. Bahkan
pada diagnosa sebuah penyakit dapat semakin tepat dengan penggunaan
teknologi. Hal itu ditandai dengan era baru biologi sistem, yang berfungsi
secara menyeluruh dalam mengkuantifikasi perubahan sistem pada
manusia. Penerapannya dalam dunia kedokteran untuk menegakkan
diagnosis, mendefinisikan predileksi penyakit, dan mengembangkan strategi
pengobatan secara individual (pribadi) berdasarkan patobiologi molekuler modern
dan seperangkat lengkap data genom lengkap yang tersedia untuk populasi dan individu.
Ø Tantangan Revolusi Industri 4.0
Menurut Wolter bahwa untuk mengindentifikasi tantangan revolusi
industri 4.0 kedepannya adalah pada persoalan:
1.
Masalah keamanan teknologi informasi
2.
Tantangan pada keandalan dan
stabilitas mesin produksi
3.
Tantangan pada kurangnya suatu
keterampilan yang memadai
4.
terdapat pada keenggenan untuk
berubah oleh para pemangku suatu kepentingan
5.
tantangan pada hilangnya banyak
suatu pekerjaan karena seiring terjadinya perubahan menjadi otomatisasi.
Sedangkan Menurut Hecklau
et al (2016) yang menjelaskan bahwa tantangan revolusi industri 4.0 baik
dalam bidang ekonomi, sosial, teknis, lingkungan dan tantangan politik dan
aturan. Adapun penjabaran Hecklau dapat dilihat dibawa ini:
Tantangan Bidang Ekonomi
1. Globalisasi Terus Berlanjut
·
keterampilan antarbudaya
·
pemahaman proses
·
terdapat fleksibilitas waktu
·
adanya keterampilan jaringan
·
terdapat kemampuan berbahasa
2. Meningkatnya Kebutuhan Akan Inovasi
·
Pemahaman proses
·
Kreativitas
·
Pengetahuan mutakhir
·
Pemecahan Masalah
·
Pemikiran Wirausaha
·
Bekerja di bawah tekanan
·
Keterampilan penelitian
3. Tumbuh Kebutuhan Untuk Kerja Sama dan Kolaboratif
·
Terdapat keterampilan berjejaring
·
Mampu dalam berkompromi dan juga
kooperatif
·
Memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi
·
Memiliki kemampuan dalam bekerja
dalam tim
Tantangan Bidang Teknis
1. Menumbuhkan Kerja Kolaboratif
·
Memiliki kemampuan dalam komunikasi visual
·
Kemampuan untuk bersikap
kooperatif
·
Mempunyai kemampuan dalam
keterampilan media
·
Memiliki kemampuan komunikasi
virtual
·
Memiliki pemahaman keamanan TI
2. Perkembangan Teknologi dan Penggunaan Data Eksponensial
·
Memiliki kepatuhan
·
Memiliki keterampilan teknis
·
Mempunyai keterampilan dalam koding
·
Terdapat efisiensi dalam bekerja
dengan data
·
Memiliki kemampuan dalam
analisis
·
Mempunyai kemampuan dalam memahami
keamanan TI
Tantangan Dalam Bidang Politik dan Aturan
1. Standarisasi
·
Keterampilan proses
·
Keterampilan Teknis
·
Keterampilan koding
2. Keamanan data dan Privasi
·
Kepatuhan
·
Pemahaman keamanan teknologi.
D. Dampak Positif Dan Juga Dampak Negatif dalam Modernisasi (Menurut Wilbert E Moore dan J W School)
Dampak positif dari teknologi modernisasi
ialah sebagai berikut.
·
Perubahan
Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi pada zaman sekarang ini dapat dilihat
dari cara pola pikir masyarakat yang irasional yang menjadi rasional.
·
Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam berkembangnya ilmu pengetahuan dan
juga teknologi , masyarakat tersebut menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan
juga mendorong untuk dapat berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan
serta juga teknologi pula yang dapat membentuk masa modernisasi yang selalu terus berkembang
dan juga maju di waktu sekarang ini.
·
Tingkat
Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya suatu industri atau industrialisasi
dengan berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan suatu nilai dalam
memproduksi suatu alat-alat komunikasi dan juga transportasi yang canggih,
serta juga adalah salah satu usaha untuk dapat mengurangi
pengangguran dan juga untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal
tersebut juga dipengaruhi dengan tingkat ilmu pengetahuan serta juga teknologi
yang membantu perkembangan suatu modernisasi.
Dampak negatif teknologi modernisasi adalah
sebagai berikut.
·
Pola
Hidup Konsumtif
Dalam Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan juga
semakin cepat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat juga akan
melimpah. Dengan hal tersebut masyarakat mudah tertarik untuk dapat
menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang selalu ada, sesuai dengan
suatu kebutuhan masing – masing pada tiap individu.
·
Sikap
Individualistik
Masyarakat tersebut alam merasa dimudahkan
dengan kemajuan teknologi yangf membuat mereka merasa tidak
membutuhkan orang lain didalam melakukan beraktivitas. Padahal pada
dasarnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.
·
Gaya
Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua dalam budaya Barat itu baik dan juga cocok diterapkan
di Indonesia. Budaya negatif yang sudah mulai menggeser budaya asli ialah salah
satunya anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan yang bebas pada
remaja , dan lain sebagainya .
·
Kesenjangan
Sosial
Jika dalam suatu komunitas masyarakat tersebut hanya
terdapat beberapa individu yang dapat mengikuti suatu arus modernisasi dan
juga globalisasi maka akan dapat memperdalam jurang pemisah antara satu dengan
yang lainnya . Dengan kata lain ialah bahwa individu yang terus dapat
mengikuti perkembangan zaman tersebut mempunayai kesenjangan tersendiri
terhadap individu dengan yang tidak dapat mengikuti proses modernisasi
tersebut. Hal tersebut dapat menimbulkan suatu kesenjangan sosial antara
yang satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan ialah sebagai suatu
sikap individualistik.
·
Kriminalitas
Kriminalitas tersebut sering terjadi di
kota-kota besar disebabkan karena menipisnya rasa kekeluargaan dan sikap
yang individualisme serta juga adanya suatu tingkat persaingan yang tinggi dan
juga pola hidup yang konsumtif.
E. 5 Sektor Modernisasi menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang P.S.
Brodjonegoro,
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Jasa / Koperasi
3. Sektor Perkebunan
4. Sektor Industri
5. Sektor Keuangan
Referensi:
Maryati, Kun, Juju Suryawati.
2006. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: ESIS.
Soekanto, Soerjono, Budi
Sulistyowati. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hengky, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi, Surabaya. Usaha Nasional
Shadily, Hasan. 1963.
Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta, PT. Pembangunan
Rismanmhmmd.Wordpress.Com/2012/12/28/Penduduk-Masyarakat-Dan-Kebudayaan
Media yang digunakan dalam materi ini adalah Blogspot. Kawanvidanila.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar