Pencegahan Konflik (Conflict Prevention)
A.
Pengertian Pencegahan Konflik (Conflict Prevention)
Menurut Selo Sumardjan dan
Soelaeman Soemardi konflik merupakan salah
satu bentuk interaksi sosial yang terjadi akibat adanya ketegangan antara
satu pihak dengan pihak lain. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, konflik
adalah proses pencapaian tujuan dengan cara mengalahkan pihak lawan tanpa
memperhatikan norma dan nilai yang berlaku. kata
conflict dipahami sebagai hubungan yang tidak harmoni antar
individu. Sedangkan kata prevention dapat dipahami sebagai bentuk
pencegahan, artinya proses awal dari serangkaian upaya pengelolaan
konflik. Konflik juga berarti proses yang menyangkut usaha suatu
kelompok tertentu untuk menghancurkan kelompok lain seperti konflik kelas.
Menurut
Jacob Bercovitch
memberikan definisi pencegahan konflik yaitu Pencegahan konflik pada dasarnya
adalah tentang sarana mengakhiri
bagaimana mengidentifikasi situasi yang mungkin menjadi berbahaya, kekerasan
sangat merusak, dan bagaimana untuk menghentikan mereka menjadi demikian. Ini
bukan tentang mencegah konflik normal sehari-hari melainkan usaha menghindari kekerasan dan perusakan secara turun temurun.
Menurut Soerjono
Soekanto Soerjono (1985) Kamus Sosiolog. Upaya pencegahan konflik yaitu Strategi untuk pencegahan konflik merupakan strategi
sangat penting sehubungan dengan banyaknya potensi konflik
dalam masyarakat sipil dan kebijakan yang tidak demokratis. Pada
dasarnya, pencegahan konflik merupakan cara untuk mencegah konflik
untuk tidak bereskalasi menjadi konflik lebih besar. Ketika pencegahan konflik dilakukan, maka akan
meminimalisir kekerasan, bahkan menghilangkan kekerasan. Dengan demikian,
maka akan tercapai kondisi yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang.
Oleh karenanya, menurut Johan Galtung untuk menerapkan kondisi yang
damai, maka setiap individu dan atau masyarakat harus ada kehendak untuk
mewujudkan. Dalam hal ini, tidak hanya untuk mengurangi kekerasan
(pengobatan) akan tetapi juga ikhtiar untuk menghindari kekerasan
(pencegahan). Karena kekerasan merupakan sesuatu yang destruktif,
merugikan dan membuat manusia kurang beradab.
Contoh upaya pencegahan konflik antara lain :
-
Penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyrakat,
secara garis besarnya bisa dilihat dari berbagai daerah. Misalnya saja dari
Daerah yang sering mengalami konflik sosial di Indonesia, antara lain di Kalbar
(Kalimantan Barat) yang terjadi antara Suku Madura dan Dayak, penyelesaian
konflik lainnya di Lampung, yang terjadi antara Suku Lampung dan Bali, serta
daerah lainnya.
Proses
penyelesaian konflik di wilayah-wilayah tersebut bisa dijadikan sebagai salah
satu contoh nyata kehidupan sehari-hari, yang diselesaikan umumnya dengan
rekonsiliasi, stalemate, atau dilakukan dengan model penyelesaikan mediasi.
-
Contoh
upaya pencegahan pelanggaran HAM yang dilakukan individu maupun masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari :
Membuat tata
tertib yang sesuai dengan kondisi masyarakat, Memberikan contoh yang baik
kepada warga di sekitar, Melakukan kewajiban yang semestinya yang telah ada di
masyarakat, Tidak membedakan-bedakan masyarakat berdasar golongan dan
sebagainya, Membantu tetangga jika mereka tengah berada dalam kondisi
kesusahan, Berusaha untuk tidak menyinggung perasaan tetangga, Menghargai
berbagai bentuk pendapat dari orang lain, Berkomunikasi antar sesama dengan
sopan dan santun, Tidak mengganggu ketertiban umum, Saling menjaga dan
melindungi harkat dan martabat sesama.
B. Upaya Pencegahan Konflik Sosial
-
Light Prevention
-
Deep Prevention
Terdapat dua jenis cara untuk
mencegah konflik Miall et al. (2000) menyebutnya sebagai light prevention
dan deep prevention.
1.
Light
prevention ini berupaya untuk mencegah
situasi kekerasan mengarah pada konflik bersenjata sehingga ia tidak berusaha
untuk menyelidik lebih dalam pada sumber dan akar konflik sedangkan
2.
deep prevention berupaya untuk menemukan akar konflik dengan menekankan hubungan dan
kepentingan atas konflik tersebut dalam tatanan kapasitas domestik, regional,
dan internasional untk mengelola konflik, yang melibatkan seluruh elemen
konflik dan bertujuan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya konflik (Miall et
al., 2000).
1. Light prevention merupakan tindakan-tindakan yang ditujukan
untuk mencegah konflik laten atau situasi konflik yang berpotensi melahirkan
kekerasan menjadi konflik terbuka dengan penggunaan kekerasan tanpa harus
menitik beratkan pada pengelolaan akar-akar konflik. Light prevention meliputi berbagai
usaha, dari intervensi diplomatik, baik diplomasi resmi (seperti mediasi,
konsiliasi, pembentukan tim pencari fakta, pengiriman utusan negara atau badan
internasional maupun diplomasi tidak resmi (seperti mediasi pribadi, komisi-komisi perdamaian, seminar problem
solving, dan resolusi konflik).
2. Deep prevention
merupakan usaha untuk membangun kapasitas domestik, regional, maupun
internasional untuk mengelola akar konflik. Deep prevention diantaranya
meliputi tindakan-tindakan untuk memperkuat atau memperbaiki pemerintahan
(seperti konfrensi nasional, komisi konstitusional), memonitor pemilihan umum,
mendukung pemeriksaan yang handal, dan mengusahakan kebebasan media.
-
Light prevention pencegahan ringan adalah dengan cara manajemen krisis. Tujuannya
adalah menghindari konflik berkembang menjadi konflik bersenjata contoh : intervensi diplomatik, militer, ngo
membuat zona aman menerjunkan polisi
mediasi akomodasi politik melalui program
dan kebijakan.
-
Deep prevention Bertujuan untuk menaksir apa penyebab konflik termasuk yang mendasari
konflik dari sisi interest dan relationship.
ü Menurut Johan
Galtung Tahap Pencegahan Mencegah
konflik memanas sehingga berubah sekedar menjadi tindak kekerasan, atau bahkan
tidak menjadi konflik. Beberapa mekanisme yang dapat di pilih, misalnya:
a. Membentuk
forum yang berasal dari berbagai bagian masyarakat.
b. Mengirim sesepuh dari marga, suku, atau kelompok
tradisional lainnya sebagai utusan.
c. Mengundang tokoh-tokoh agama untuk melakukan
intervensi, dengan tujuan menyediakan ruang untuk dialog.
d. Memanfaatkan ritual yang ada dengan tujuan untuk
membawa orang bersama-sama memperhatikan nilai-nilai yang ada.
e. Memanfaatkan
struktur atau kelompok yang ada dan di hormati.
f. Menggunakan publikasi secara hati-hati untuk
menyoroti kebutuhan tindakan darurat.
C.
Kesimpulan
Pencegahan konflik merupakan
salah satu pendekatan yang digunakan dalam rangka penyelesaian konflik.
Pencegahan konflik atau biasa dikenal dengan conflict prevention bertujuan untuk mencegah konflik agar tidak mencapai pada tingkat open conflict. Artinya, pencegahan konflik merupakan langkah awal agar konflik tidak
muncul sebagai tindakan yang destruktif. Untukitu, konflik harus bisa dikelola
agar tidak sampai pada tindak kekerasan.
REFERENSI
·
Maryati, Kun, Juju Suryawati. 2006. Sosiologi
untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: ESIS.
·
Soekanto, Soerjono, Budi Sulistyowati.
2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
·
Soerjono Soekanto Soerjono, 1985, Kamus
Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
·
Novri Susan, 2009, Sosiologi Konflik Dan
Isu-isu Konflik Kontemporer, Jakarta: Kencana.
Media yang digunakan dalam materi ini adalah Kincir Konflik
Kincir Konflik Nampak dari Depan |
Nomer Soal dalam Kincir Konflik |
Soal-soal yang Terdapat didalam Kincir Konflik |
Kincir Konflik Nampak dari Samping |
Langkah bermain kincir konflik:
1.
Kincir berisikan angka 1-9
2.
Kincir diputar searah dengan jarum
jam
3.
Tunggu sampai kincir berhenti dan
anak panah menunjukkan angka yang terdapat pada kincir
4.
Setelah berhenti pada salah satu
angka, kemudian diberikan soal yang telah disediakan sesuai dengan angka yang
ditunjuk oleh anak panah.
Misalnya anak panah menunjuk
angka 5 maka soal yang diberikan juga soal bernomor 5 dan seterusnya.
5.
Kemudian soal yang telah
didapatkan didiskusikan dan diberikan paparan jawaban yang benar
0 komentar:
Posting Komentar